Profil Guru Besar AI Indonesia Hingga Mengamalkan Ilmu Masa Depan

Profil Guru Besar AI Indonesia Hingga Mengamalkan Ilmu Masa Depan

Di tengah derasnya arus transformasi digital, penguasaan terhadap teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi sebuah keharusan. Hal ini bukan hanya penting untuk mendukung kemajuan sektor industri, tetapi juga dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman. Salah satu tokoh yang menjadi pionir dalam pengembangan AI di Indonesia adalah Suyanto, Guru Besar di bidang AI dari Telkom University.

Profil Guru Besar AI Indonesia Hingga Mengamalkan Ilmu Masa Depan

Profil Guru Besar AI Indonesia Hingga Mengamalkan Ilmu Masa Depan

Jejak Awal dan Latar Belakang

Suyanto lahir dan tumbuh besar di lingkungan sederhana di Jombang, Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga petani dan merupakan anak kedelapan dari sembilan bersaudara. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya tergolong rata-rata, semangat dan tekad untuk menimba ilmu tak pernah surut. Pendidikan dasarnya ditempuh di kampung halaman, sebelum akhirnya melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (sekarang Telkom University) pada tahun 1993.

Ketertarikan Suyanto terhadap dunia sains dan rekayasa sudah muncul sejak masa kanak-kanak. Namun, minat khususnya terhadap kecerdasan buatan mulai berkembang ketika ia memasuki semester enam perkuliahan. Kala itu, AI belum sepopuler sekarang dan masih dianggap sebagai bidang yang “asing.” Namun, ketertarikannya justru menjadi fondasi kuat untuk langkah-langkah besar yang akan ia capai di kemudian hari.

Profil Guru Besar AI Indonesia Hingga Mengamalkan Ilmu Masa Depan

Dukungan keluarga menjadi salah satu faktor penting yang memungkinkan Suyanto untuk melanjutkan studi ke tingkat lebih tinggi. Saudara-saudaranya yang telah bekerja ikut membantu pembiayaan pendidikan Suyanto. Ia berhasil meraih gelar S2 di Chalmers University of Technology di Swedia, dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012.

Pada tahun 2021, ia resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang AI oleh Telkom University. Pencapaian ini tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai akademisi terkemuka, tetapi juga menjadi simbol dari upaya nyata dalam membumikan ilmu masa depan di tanah air.

Komodo Mlipir Algorithm: Inovasi Anak Negeri

Salah satu kontribusi terbesar Suyanto dalam dunia AI adalah pengembangan algoritma baru yang dinamakan Komodo Mlipir Algorithm (KMA). Algoritma ini merupakan hasil kolaborasi bersama tim dari Kelompok Keahlian Intelligence System, Fakultas Informatika, Telkom University. Masuk dalam kategori metode optimasi metaheuristik berbasis Swarm Intelligence (SI), KMA dirancang untuk menjawab keterbatasan dari algoritma-algoritma sebelumnya yang hanya mampu menyelesaikan masalah berdimensi rendah.

Keunggulan KMA terletak pada efisiensinya dalam menangani persoalan berdimensi tinggi tanpa membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar. Hal ini menjadi terobosan penting dalam dunia AI, mengingat banyaknya tantangan komputasional dalam pengolahan data skala besar. Inovasi ini membuktikan bahwa anak bangsa mampu menciptakan teknologi mutakhir yang tidak kalah bersaing di tingkat global.

Filosofi Pembelajaran dan Pendekatan Unik

Suyanto dikenal memiliki pendekatan pembelajaran yang unik. Ia menyebut bahwa metode belajarnya lebih banyak dengan “melipir,” yaitu keluar dari rutinitas konvensional dan membuka ruang untuk bermain serta mengeksplorasi ide. Strategi ini membantunya dalam menghasilkan model-model AI yang generalis dan adaptif terhadap berbagai permasalahan.

Menurutnya, penting bagi mahasiswa untuk memiliki pemahaman lintas disiplin sebelum mendalami bidang spesifik di jenjang S2 dan S3. Dengan bekal ini, seseorang akan lebih mudah mengaitkan berbagai bidang ilmu dan menciptakan solusi inovatif.

Mengamalkan Ilmu Lewat Kolaborasi dan Pengabdian

Selain sebagai akademisi, Suyanto juga aktif dalam kegiatan sosial dan kolaboratif. Ia menjadi motor penggerak dalam berbagai inisiatif Forum Alumni Telkom University (Fast) yang mendukung Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi dan pengembangan sumber daya manusia.

Baca juga: ChatGPT Bisa Gantikan Google Gemini di HP Android, Begini Caranya

Presiden Fast, Sri Safitri, menegaskan bahwa keberadaan Suyanto sebagai rektor merupakan bagian dari visi besar Telkom University dalam memperkuat posisi Indonesia di bidang teknologi, terutama AI. Fast juga menyoroti pentingnya sinergi antara alumni, industri, dan civitas akademika dalam membangun keberlanjutan pendidikan berkualitas melalui mekanisme endowment fund.

Komitmen pada Pendidikan Inklusif

Ia meresmikan Wall of Fame sebagai strategi pendanaan berkelanjutan yang mencakup tuition fee, non-tuition fee, serta endowment fund.

Langkah ini menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang ia junjung tinggi.

Fast Kampus Ramadan: Kolaborasi dan Kepedulian

Acara ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi antaralumni dan mahasiswa, tetapi juga menjadi ajang pemberdayaan sosial dan pendidikan.

Penutup

Perjalanan hidup Suyanto dari seorang anak desa di Jombang hingga menjadi Guru Besar AI dan Rektor Telkom University adalah kisah inspiratif tentang kerja keras, kolaborasi, dan dedikasi pada ilmu pengetahuan. Di era kecerdasan buatan dan transformasi digital, tokoh seperti Suyanto bukan hanya menjadi simbol keberhasilan pribadi, tetapi juga harapan bagi masa depan bangsa.

Ia membuktikan bahwa dengan komitmen, inovasi, dan semangat kolaboratif, teknologi masa depan bisa lahir dan berkembang di tanah air. Kini, giliran generasi muda untuk melanjutkan perjuangan, menimba ilmu dengan semangat, dan mengamalkan pengetahuan demi kemajuan Indonesia.

CATEGORIES

AI

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Comments